Cerita Nyata: Kasus Identitas Ganda yang Membuat Dunia Kebingungan

GEJOLAKNEWS - Namanya Nicholas Barclay. Harusnya. Bocah 13 tahun dari Texas yang lenyap begitu saja pada tahun 1994. Lenyap tanpa jejak.

Keluarganya hancur. Polisi bingung. Pencarian besar-besaran tidak membuahkan hasil. Nicholas seolah ditelan bumi. Tiga tahun berlalu dalam kehampaan.

Gambar Ilustrasi Artikel Gambar dari Pixabay

Lalu, sebuah telepon datang. Dari Spanyol. Jauh sekali dari Texas. Suara di seberang mengaku sebagai Nicholas. Katanya, ia baru saja lolos dari lingkaran pedofilia militer yang kejam.

Keluarga Barclay terbang ke Spanyol. Hati mereka bercampur aduk antara harapan dan cemas. Apakah ini benar-benar anak mereka yang hilang?

Kembalinya Anak yang Hilang?

Pertemuan itu emosional. Sang kakak, Carey, langsung memeluknya. Ia yakin, inilah adiknya yang telah lama hilang. Tak ada keraguan sedikit pun.

Meski ada yang aneh. "Nicholas" ini punya aksen Prancis yang kental. Matanya berwarna cokelat, bukan biru seperti Nicholas asli. Tapi keluarga menutup mata. Mereka terlalu bahagia.

Telepon dari Spanyol

Kisah yang diceritakan "Nicholas" begitu mengerikan. Ia diculik, dibawa ke Eropa, dan dipaksa melayani nafsu bejat para petinggi militer. Ceritanya detail dan meyakinkan.

Otoritas Spanyol dan Amerika Serikat pun percaya. Mereka segera memproses kepulangannya ke Texas. Dunia melihatnya sebagai sebuah keajaiban. Anak yang hilang telah kembali.

Media meliputnya besar-besaran. Ini adalah kisah tentang harapan. Tentang keluarga yang tidak pernah menyerah. "Nicholas" menjadi selebritas dadakan di kampung halamannya.

Pelukan yang Aneh

Di rumah, kejanggalan mulai terasa lebih jelas. Ia tampak lebih tua. Telinganya berbeda. Ia tidak ingat detail-detail kecil masa lalunya.

Tapi keluarga punya penjelasan untuk semuanya. Trauma, kata mereka. Trauma telah mengubah warna matanya. Trauma telah memberinya aksen baru. Trauma telah menghapus sebagian ingatannya.

Mereka ingin percaya. Keinginan itu lebih kuat dari logika. Mereka rela mewarnai rambutnya menjadi pirang, persis seperti Nicholas dulu. Mereka hanya ingin putra mereka kembali, dalam wujud apa pun.

Topeng yang Mulai Terkelupas

Tidak semua orang bisa dibodohi. Seorang detektif swasta bernama Charlie Parker merasa ada yang tidak beres. Ia disewa oleh sebuah acara televisi yang ingin meliput kisah ini.

Parker punya insting tajam. Ia melihat foto Nicholas asli dan membandingkannya dengan pemuda yang baru datang dari Spanyol itu. Jauh sekali. Terutama bentuk telinganya. Telinga tidak bisa bohong.

Mata dan Telinga Tak Bisa Bohong

Parker mulai menggali. Ia tidak percaya pada cerita trauma yang mengubah warna mata. Itu mustahil secara medis. Ia juga curiga dengan aksen Prancis yang tidak hilang-hilang.

Ia terus menekan pihak berwenang. FBI awalnya enggan mengusut ulang. Kasus ini sudah dianggap selesai. Tapi Parker tak menyerah. Ia mendapatkan perintah pengadilan untuk mengambil sidik jari dan sampel DNA.

Hasilnya mengejutkan. Pemuda itu bukan Nicholas Barclay. Sama sekali bukan. Lalu, siapa dia sebenarnya? Topengnya robek seketika.

Pengakuan Sang Bunglon

Di bawah tekanan FBI, pria itu akhirnya mengaku. Namanya Frédéric Bourdin. Seorang penipu ulung dari Prancis. Usianya sudah 23 tahun, bukan 16.

Bourdin dikenal sebagai "Sang Bunglon". Ia sudah puluhan kali menyamar menjadi anak hilang di seluruh Eropa. Motifnya? Bukan uang. Ia hanya mendambakan perhatian dan kasih sayang sebuah keluarga. Sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan.

Pengakuan Bourdin membuka misteri baru yang lebih kelam. Jika dia bukan Nicholas, lalu di mana Nicholas yang asli? Bourdin mengklaim mendengar keluarga Barclay membicarakan cara mereka membunuh Nicholas. Sebuah tuduhan yang tidak pernah terbukti.

Frédéric Bourdin dipenjara. Keluarga Barclay kembali kehilangan putra mereka untuk kedua kalinya. Dan nasib Nicholas Barclay yang sebenarnya tetap menjadi misteri yang membingungkan dunia hingga hari ini.



#IdentitasGanda #KasusKriminal #FrédéricBourdin

LihatTutupKomentar
Cancel