Kisah Nyata Perang Dunia: Prajurit yang Menolak Membunuh Ini Justru Menyelamatkan 75 Nyawa Tanpa Senjata

GEJOLAKNEWS - Medan perang adalah tempat di mana membunuh dianggap tugas mulia. Di sana, nyawa menjadi murah, dan senjata adalah dewa. Tapi ada satu prajurit yang menolak logika itu.

Namanya Desmond Doss. Ia terjun ke Perang Dunia II dengan keyakinan penuh. Bukan untuk merenggut nyawa, tapi untuk menyelamatkannya. Kisahnya terdengar mustahil, namun ini nyata.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari Pixabay

Doss tidak pernah menyentuh senapan. Ia tidak pernah menembakkan satu peluru pun. Justru dengan tangan kosong dan tas medisnya, ia menjadi pahlawan yang lebih besar dari para penembak jitu.

Panggilan Hati di Tengah Mesiu

Desmond Doss tumbuh sebagai seorang Advent Hari Ketujuh. Agamanya mengajarkan: "Jangan membunuh". Perintah itu ia pegang teguh, bahkan ketika negaranya memanggil untuk berperang.

Saat Jepang menyerang Pearl Harbor, Doss ingin mengabdi. Tapi ia mengajukan syarat aneh: ia mau menjadi tentara, tapi menolak membawa senjata. Ia ingin jadi tenaga medis.

Prinsip yang Tak Bisa Ditawar

Permintaan Doss membuat para perwira pusing kepala. Bagaimana mungkin seorang prajurit pergi berperang tanpa senjata? Ia dianggap gila, pengecut, dan pengkhianat.

Rekan-rekannya di barak merundungnya tanpa henti. Mereka melemparinya sepatu saat ia berdoa. Mereka mencoba mengeluarkannya dari militer. Baginya, cemoohan itu lebih menyakitkan dari peluru musuh.

Doss tetap teguh. Ia percaya Tuhan tidak memintanya membunuh. Ia percaya ada cara lain untuk melayani negaranya di medan laga yang brutal.

Dari Cemoohan Menuju Medan Laga

Atasannya bahkan mencoba membawanya ke pengadilan militer. Tuduhannya: menolak perintah langsung untuk membawa senapan. Doss hampir saja dipenjara.

Namun, hukum akhirnya berpihak padanya. Ia diizinkan bertugas sebagai tenaga medis tempur, tanpa senjata. Ia pun dikirim ke neraka dunia: Pertempuran Okinawa di Jepang. Medan tempurnya adalah sebuah tebing terjal yang dijuluki "Hacksaw Ridge".

Mukjizat di Punggung Neraka

Hacksaw Ridge adalah benteng pertahanan Jepang yang nyaris mustahil ditembus. Pasukan Amerika menyerbu berkali-kali. Dan berkali-kali pula mereka dipukul mundur dengan korban jiwa yang sangat besar.

Pada satu serangan hebat, kompi Doss terdesak. Perintah mundur diteriakkan. Semua prajurit yang masih bisa berjalan, lari menuruni tebing untuk menyelamatkan diri. Tapi satu orang memilih untuk tinggal.

Satu Orang Melawan Mustahil

Desmond Doss tetap berada di puncak tebing neraka itu. Sendirian. Tanpa senjata. Di sekelilingnya, tentara Jepang masih berkeliaran, sementara puluhan prajurit Amerika tergeletak tak berdaya, menunggu ajal.

Malam itu, di tengah desing peluru dan ledakan, Doss mulai bekerja. Ia merangkak dari satu tubuh ke tubuh lain. Ia mencari tanda-tanda kehidupan. Yang masih bernapas, ia berikan pertolongan pertama sebisanya.

Lalu, ia melakukan hal yang paling luar biasa. Ia menyeret satu per satu rekannya yang terluka itu ke tepi tebing. Dengan seutas tali, ia menurunkan mereka satu per satu ke tempat aman di bawah.

"Tuhan, Tolong Bantu Aku Sekali Lagi"

Setiap kali berhasil menurunkan satu orang, Doss tidak berhenti. Ia berbisik dalam doa yang sama berulang kali. "Tuhan, tolong bantu aku menyelamatkan satu orang lagi."

Ia terus melakukannya sepanjang malam. Satu orang lagi. Satu orang lagi. Tubuhnya lelah, tangannya lecet berdarah karena menahan tali. Tapi semangatnya tak pernah padam.

Ketika fajar menyingsing, Desmond Doss telah sendirian menyelamatkan 75 nyawa. Seorang prajurit yang dicap pengecut, justru menunjukkan keberanian paling murni. Ia membuktikan bahwa pahlawan tidak selalu memegang senjata.

Atas aksinya yang luar biasa, Desmond Doss menjadi orang pertama yang menolak angkat senjata (conscientious objector) yang dianugerahi Medal of Honor, penghargaan militer tertinggi di Amerika Serikat. Kisahnya adalah bukti bahwa keyakinan bisa lebih kuat dari baja.



#DesmondDoss #PerangDuniaII #KisahInspiratif

LihatTutupKomentar
Cancel