Manuver Ganda Pertamina: Kejar Target 1 Juta Barel Minyak, di Saat Bersamaan Pacu Energi Hijau Rendah Karbon

GEJOLAKNEWS - Pertamina kini seperti penari yang lincah di dua panggung berbeda. Di satu sisi, mereka terus menggenjot produksi minyak dan gas untuk ketahanan energi nasional. Di sisi lain, langkahnya semakin cepat menuju energi bersih dan terbarukan.

Ini adalah strategi pertumbuhan ganda atau dual growth strategy yang sedang dijalankan raksasa energi BUMN ini. Strategi ini menekankan bahwa pengembangan bisnis rendah karbon harus berjalan beriringan dengan penguatan bisnis inti di sektor fosil. Tujuannya jelas, mengamankan pasokan energi hari ini sambil membangun fondasi untuk energi masa depan yang lebih hijau.

        Gambar Ilustrasi Artikel        
        Gambar dari Pixabay

Menggeber Bisnis Inti Migas

Pertamina tidak main-main dalam menjaga tulang punggung energi nasional. Berbagai proyek strategis terus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

Peningkatan Produksi Hulu

Di sektor hulu, produksi migas Pertamina kini telah mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD) pada semester I 2025. Capaian ini menjadikan Pertamina sebagai kontributor utama produksi migas nasional, dengan porsi 69% untuk minyak dan 37% untuk gas. Penemuan cadangan baru sebesar 724 juta barel setara minyak di Rokan juga menjadi angin segar.

Ekspansi Kapasitas Kilang

Salah satu proyek raksasa adalah RDMP Kilang Balikpapan yang siap beroperasi pada November 2025. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, menjadikannya kilang terbesar di Indonesia. Kilang ini akan memproduksi solar, avtur, dan LPG untuk pasar domestik.

Manuver Cepat ke Energi Hijau

Sambil memperkuat bisnis fosil, Pertamina secara agresif masuk ke pengembangan energi baru terbarukan. Ini adalah komitmen perusahaan untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.

Pionir Bahan Bakar Nabati

Pertamina menjadi yang terdepan dalam pengembangan biofuel. Program Biodiesel 40 persen (B40) telah berhasil menghemat devisa negara secara signifikan. Selain itu, produk bensin ramah lingkungan seperti Pertamax Green 95 yang mengandung 5% etanol (E5) kini telah tersedia di 163 SPBU di seluruh Indonesia.

Produksi Avtur dan Hidrogen Hijau

Inovasi lain adalah produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur hijau yang telah diuji coba untuk penerbangan komersial. Tak hanya itu, Pertamina juga mulai membangun ekosistem green hydrogen dari hulu ke hilir untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon di masa depan.



#Pertamina #TransisiEnergi #KetahananEnergi

LihatTutupKomentar
Cancel