Kisah Nyata di Balik Misteri Segitiga Bermuda yang Bikin Dunia Bingung

GEJOLAKNEWS - Segitiga Bermuda. Nama itu saja sudah cukup bikin bulu kuduk berdiri. Langsung terbayang pesawat yang lenyap dari radar. Atau kapal kargo raksasa yang hilang tanpa jejak.

Dunia seolah sepakat: ada yang aneh di perairan antara Florida, Puerto Riko, dan Bermuda itu. Ada yang bilang itu portal dimensi lain. Yang lain menuduh alien usil. Ada juga yang percaya itu sisa teknologi Atlantis.

Gambar Ilustrasi Artikel Gambar dari Pixabay

Cerita-cerita itu seru. Enak dibaca sambil minum kopi. Tapi, kisah nyatanya ternyata jauh lebih sederhana. Dan mungkin, lebih masuk akal. Begini ceritanya.

Semua ini harus kita mulai dari satu nama: Vincent Gaddis. Ia seorang penulis. Pada tahun 1964, dialah yang pertama kali mencetuskan istilah "Segitiga Bermuda yang Mematikan" dalam sebuah majalah.

Tulisan Gaddis ini seperti percikan api. Menyulut imajinasi banyak orang. Lalu datanglah Charles Berlitz pada tahun 1974. Bukunya, "The Bermuda Triangle", laku keras di seluruh dunia.

Berlitz-lah yang mempopulerkan misteri ini ke level global. Ia mengemas ulang kisah-kisah lama, menambahkan bumbu-bumbu dramatis. Fakta dan fiksi ia campur aduk. Jadilah sebuah legenda modern yang bikin dunia bingung.

Mitos yang Dibangun Media

Legenda itu hidup dari cerita. Semakin sering diulang, semakin terasa nyata. Padahal, banyak dari cerita itu yang dibesar-besarkan. Atau bahkan salah kaprah sama sekali.

Inilah jantung dari misteri itu. Bukan alien atau monster laut. Melainkan kekuatan kata-kata dan media.

Lahirnya Sebuah Legenda

Flight 19 adalah kasus paling terkenal. Lima pesawat pembom Angkatan Laut AS hilang saat latihan pada 1945. Pesawat penyelamat yang dikirim pun ikut meledak dan lenyap. Sempurna untuk sebuah misteri.

Faktanya? Transkrip radio menunjukkan sang komandan, Letnan Charles Taylor, kebingungan. Ia salah mengira posisinya. Kompasnya kemungkinan besar rusak. Mereka terbang berputar-putar sampai kehabisan bahan bakar di tengah lautan yang ganas.

Lalu pesawat penyelamatnya? Itu adalah Martin Mariner. Pesawat yang dijuluki "tanker terbang" karena mudah terbakar. Saksi mata di sebuah kapal melihat ledakan besar di angkasa malam itu. Tragis, tapi bukan misterius.

Kisah USS Cyclops, kapal angkatan laut yang hilang pada 1918, juga sering disebut. Kapal itu membawa muatan bijih mangan yang sangat berat. Teori yang paling kuat adalah kapal itu terbelah dua diterjang badai dahsyat yang memang tercatat terjadi saat itu.

Angka yang Dibesar-besarkan

Para penggemar misteri bilang ratusan kapal dan pesawat telah menjadi korban. Angka yang fantastis. Tapi apakah angka itu aneh? Tidak juga.

Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) sudah berulang kali menyatakan sikapnya. Mereka tidak mengakui keberadaan Segitiga Bermuda. Bagi mereka, itu hanya perairan biasa.

Area itu adalah salah satu jalur pelayaran dan penerbangan tersibuk di dunia. Logikanya sederhana: semakin banyak lalu lintas, semakin besar kemungkinan terjadinya kecelakaan. Tidak ada yang aneh dengan statistiknya.

Banyak kasus yang disebut "hilang misterius" sebenarnya punya penjelasan. Mereka tenggelam di lokasi lain, tapi namanya tetap diseret-seret ke Segitiga Bermuda demi sensasi. Banyak pula kapal kecil atau pesawat pribadi yang nekat melaut dengan persiapan minim.

Sains Menjawab Misteri

Jika bukan ulah makhluk gaib, lalu apa? Jawabannya ada di buku pelajaran geografi dan fisika. Alam di kawasan itu memang punya karakter yang unik. Dan sangat berbahaya.

Alam tidak butuh sihir untuk menelan kapal. Kekuatannya sendiri sudah lebih dari cukup. Dan seringkali, faktor utamanya justru yang paling biasa: manusia itu sendiri.

Cuaca Ekstrem dan Arus Laut

Di bawah permukaan laut Segitiga Bermuda, mengalir Arus Teluk (Gulf Stream). Ini adalah "sungai" raksasa di dalam lautan. Arusnya sangat kuat dan dalam, bisa mencapai kecepatan 9 kilometer per jam.

Puing-puing pesawat atau kapal kecil bisa dengan cepat terseret jauh dari lokasi kecelakaan. Membuat tim SAR kesulitan menemukan jejak apa pun. Seolah lenyap ditelan bumi. Padahal hanya tersapu arus.

Cuaca di sana juga sangat labil. Badai tropis dan hurikan bisa terbentuk dalam hitungan jam. Gelombang laut bisa tiba-tiba menjulang setinggi gedung puluhan meter. Fenomena ini disebut rogue wave atau gelombang jahat.

Dasar lautnya pun ekstrem. Ada Palung Puerto Riko, titik terdalam di Samudra Atlantik. Jika ada bangkai yang tenggelam di sana, hampir mustahil untuk menemukannya lagi.

Gas Metana dan Kesalahan Manusia

Ada satu teori ilmiah yang cukup menarik: ledakan gas metana. Di dasar laut tertentu, ada kantung-kantung metana hidrat beku. Jika terjadi longsor bawah laut atau perubahan suhu, kantung ini bisa meledak.

Ledakan itu melepaskan gelembung gas raksasa ke permukaan. Air laut di atasnya akan kehilangan kepadatan secara drastis. Kapal yang kebetulan lewat bisa langsung kehilangan daya apung dan anjlok ke dasar laut dalam hitungan detik.

Namun, dari semua penjelasan ilmiah, penyebab paling sering justru yang paling tidak seru: human error. Kesalahan manusia. Pilot yang salah navigasi. Kapten kapal yang memaksakan diri menembus badai. Peralatan yang rusak atau tidak dirawat.

Jadi, misteri Segitiga Bermuda yang bikin dunia bingung itu ternyata tidak terlalu misterius. Ia adalah gabungan dari geografi yang ganas, cuaca yang tak terduga, sedikit bumbu sensasi media, dan tentu saja, sifat manusia yang kadang ceroboh. Kisah nyata memang tidak selalu sefantastis dongeng. Tapi seringkali, jauh lebih mendidik.



#SegitigaBermuda #MitosdanFakta #PenjelasanIlmiah

LihatTutupKomentar
Cancel