Cerita Nyata di Balik Penemuan Harta Karun yang Hilang Selama Berabad-abad

GEJOLAKNEWS - Budi Santoso bukan Indiana Jones. Ia hanya seorang pensiunan guru sejarah dari pesisir utara Jawa. Hobinya aneh bagi sebagian orang: setiap sore, ia menyusuri pantai dengan alat pendeteksi logam yang dibelinya secara online. "Cari koin seratusan jatuh," guraunya selalu, jika ada yang bertanya. Teman-temannya lebih sering menemukan tutup botol atau paku berkarat. Budi juga begitu. Tapi sore itu berbeda.

Bunyi alatnya tidak seperti biasanya. Bukan sekadar "bip" pendek. Kali ini melengking panjang. Tiiiit... tiiit... tiiit... seolah ada sesuatu yang besar di bawah pasir basah itu. Budi mengira paling-paling hanya lempengan seng bekas perahu. Tapi rasa penasarannya lebih besar. Dengan sekop kecil yang selalu dibawanya, ia mulai menggali. Lima belas senti, masih pasir. Tiga puluh senti, pasir bercampur lumpur. Tiba-tiba, ujung sekopnya membentur sesuatu yang keras. Kayu? Bukan. Logam.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari Pixabay

Ia berjongkok, membersihkan pasir dengan tangannya. Sebuah benda bundar berwarna kusam muncul. Ia mengangkatnya. Berat. Setelah digosok dengan ujung kausnya, kilau kekuningan samar-samar terlihat. Ada ukiran aneh di sana, tulisan yang tak ia kenali. Jantungnya berdebar. Ini bukan koin seratusan. Ini kuno. Sangat kuno. Didorong oleh adrenalin, ia menggali lebih lebar dan dalam. Ternyata bukan hanya satu. Ada puluhan koin serupa, berserakan di sekitar benda yang lebih besar: sudut sebuah peti kayu yang sudah lapuk, terikat rantai besi yang nyaris hancur dimakan karat. Budi Santoso, sang pensiunan guru, baru saja tersandung sejarah.

Dari Puing Menjadi Pundi-pundi

Penemuan Budi sore itu menjadi awal dari salah satu pengungkapan arkeologis paling signifikan dalam dekade terakhir. Yang tadinya hanya hobi iseng, kini menjadi gerbang menuju masa lalu yang terkubur. Prosesnya tidak mudah. Butuh kesabaran, kehati-hatian, dan yang terpenting, kejujuran untuk tidak menyimpannya sendiri.

Bunyi Tak Terduga di Pesisir Senja

Awalnya, Budi ragu. Haruskah ia melaporkannya? Pikiran untuk menjadi kaya mendadak sempat terlintas. Siapa yang tidak? Peti itu bisa jadi berisi emas batangan, perhiasan, atau artefak yang nilainya miliaran. Namun, jiwanya sebagai guru sejarah bergejolak. Benda-benda ini bukan miliknya. Ini milik cerita, milik bangsa. Ia teringat pelajaran yang selalu ia sampaikan pada murid-muridnya: sejarah adalah harta paling berharga. Malam itu ia tidak bisa tidur. Keesokan paginya, dengan tangan sedikit gemetar, ia menghubungi kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) setempat. Keputusannya mengubah segalanya.

Kotak Kayu Pembuka Sejarah

Tim dari BPCB datang beberapa hari kemudian. Garis polisi dipasang. Pantai yang tadinya sepi, kini ramai oleh para ahli. Penggalian dilakukan dengan sangat hati-hati, menggunakan kuas dan alat-alat kecil. Peti kayu itu berhasil diangkat dalam kondisi rapuh. Isinya luar biasa. Bukan hanya ratusan koin emas dari era VOC dan beberapa kesultanan Nusantara, tapi juga beberapa bilah keris dengan hulu gading, perhiasan mutiara, dan yang paling mengejutkan: sebuah astrolab kuningan—alat navigasi kuno—yang masih dalam kondisi relatif baik. Benda-benda ini jelas bukan milik nelayan biasa. Ini adalah harta karun dari sebuah kapal besar yang karam.

Menguak Legenda Kapal Karam

Penemuan ini tidak hanya berhenti pada nilai materinya. Para sejarawan dan arkeolog mulai bekerja. Setiap benda di dalam peti itu adalah kepingan puzzle. Mereka mencoba menyatukannya untuk merekonstruksi sebuah cerita yang hilang ditelan ombak dan waktu selama berabad-abad.

Jejak Sang Nakhoda Spanyol

Setelah diteliti, koin-koin dan terutama astrolab itu mengarah pada satu kemungkinan: bangkai kapal Spanyol dari akhir abad ke-16. Arsip-arsip tua di Leiden dan Madrid kembali dibuka. Ditemukanlah catatan tentang kapal Galiung bernama La Sombra Dorada (Bayangan Emas) yang berlayar dari Manila menuju Malaka. Kapal itu dipimpin oleh Kapten Rodrigo de Vargas, seorang navigator ulung namun bernasib nahas. Catatan terakhir menyebutkan kapal itu dihantam badai topan dahsyat di Laut Jawa dan dinyatakan hilang bersama seluruh muatan rempah dan upeti untuk Raja Spanyol. Selama lebih dari 400 tahun, lokasinya menjadi misteri. Harta yang ditemukan Budi diyakini adalah sebagian kecil dari muatan pribadi sang kapten yang terdampar ke pantai.

Masa Depan Harta Karun Bangsa

Lalu, bagaimana nasib Budi Santoso? Sesuai undang-undang cagar budaya, ia mendapatkan kompensasi yang layak dari pemerintah. Bukan miliaran, tapi cukup untuk hidup nyaman di hari tuanya. Namun, baginya, hadiah terbesar bukanlah uang. Namanya kini tercatat dalam sejarah. Ia diundang ke berbagai seminar, kisahnya dimuat di jurnal arkeologi. "Saya hanya menemukan apa yang memang sudah seharusnya ditemukan," ujarnya merendah. Harta karun La Sombra Dorada kini ditempatkan di Museum Nasional, menjadi saksi bisu keganasan laut dan kegigihan seorang penjelajah. Dan semua itu terungkap berkat bunyi "tiiiit" panjang di suatu sore, di sebuah pantai yang sunyi.

#HartaKarun #Penemuan #Arkeologi

LihatTutupKomentar
Cancel

BERITA BANGANCIS.WEB.ID

Memuat artikel...