Awas Salah Kaprah! 8 Kesalahan Fatal Dekorasi yang Bikin Rumah Minimalis Jadi Sumpek dan Berantakan

GEJOLAKNEWS - Pernah masuk ke rumah teman yang katanya minimalis? Tapi kok rasanya sesak napas. Pusing. Barang di mana-mana. Katanya minimalis, nyatanya maksimalis berantakan.

Ini penyakit zaman sekarang. Semua ingin rumah lapang ala Instagram. Tapi banyak yang jatuh ke lubang yang sama. Salah kaprah dalam menata. Minimalis itu bukan soal kosong melompong. Minimalis adalah soal niat dan fungsi. Setiap benda punya alasan untuk ada di sana.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari Pixabay

Impian punya rumah lega akhirnya jadi gudang kecewa. Kepala pening, hati tak tenang. Padahal, solusinya sering kali sepele. Hanya perlu sedikit ilmu dan keberanian menyingkirkan yang tak perlu. Mari kita bedah delapan kesalahan fatal itu. Agar rumah Anda tidak jadi korban berikutnya.

Jebakan Ukuran dan Kuantitas

Banyak orang berpikir minimalis itu soal warna putih dan sedikit barang. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah. Tapi juga tidak sepenuhnya benar. Akar masalah sering kali ada pada dua hal: ukuran perabotan dan jumlah pajangan kecil. Keduanya bisa jadi monster penyedot ruang.

Keseimbangan adalah kuncinya. Ruang butuh napas, sama seperti kita. Ketika perabotan terlalu besar atau pajangan terlalu ramai, ruang seakan tercekik. Inilah jebakan pertama yang harus dihindari.

Raksasa di Ruang Sempit

Kesalahan paling umum adalah membeli sofa. Sofanya empuk, modelnya bagus di toko. Tapi saat masuk rumah, astaga. Ruangan langsung terasa penuh. Sofa itu memakan separuh ruang tamu.

Ini namanya masalah skala. Perabotan harus sepadan dengan luas ruangan. Sofa besar di ruang kecil itu seperti gajah di dalam lift. Tak ada lagi tempat untuk bergerak leluasa. Hal yang sama berlaku untuk meja makan, lemari, atau rak buku yang kegedean.

Solusinya? Ukur dulu. Bawa meteran saat membeli perabotan. Visualisasikan ukurannya di rumah Anda. Pilih furnitur dengan desain ramping, berkaki jenjang, agar memberi kesan melayang dan ringan. Jangan tergoda diskon untuk barang yang salah ukuran.

Teror Pasukan Benda Mungil

Lihatlah di atas meja atau ambalan dinding. Ada berapa banyak pajangan di sana? Patung-patung kecil, bingkai foto mini, oleh-oleh dari berbagai kota. Masing-masing memang imut. Tapi kalau dikumpulkan, mereka jadi pasukan perusuh visual.

Benda-benda kecil ini menciptakan "noise" atau kebisingan visual. Mata jadi lelah melihatnya. Mereka juga jadi magnet debu yang membuat rumah cepat kotor. Ini antitesis dari minimalis yang bersih dan tenang.

Pilihlah beberapa saja yang paling berkesan. Satu atau dua pajangan besar jauh lebih baik daripada dua puluh pajangan kecil. Rotasi pajangan Anda setiap beberapa bulan. Simpan sisanya, dan keluarkan nanti agar terasa baru. Biarkan permukaan meja dan rak Anda bernapas.

Kekeliruan Atmosfer dan Ilusi

Rumah bukan hanya soal benda di dalamnya. Rumah adalah soal rasa, soal atmosfer. Cahaya, warna, dan cara kita memanfaatkan bidang vertikal sangat menentukan. Kesalahan di area ini tidak membuat rumah berantakan secara fisik, tapi membuatnya sumpek secara psikologis.

Ilusi ruang bisa diciptakan. Ruang sempit bisa terasa lebih luas. Ruang gelap bisa terasa lebih terang. Tapi jika salah langkah, yang terjadi adalah sebaliknya. Ruangan yang sebenarnya cukup jadi terasa seperti gua yang pengap.

Dinding yang Dibiarkan Mati

Banyak yang takut melubangi dinding. Akhirnya semua diletakkan di lantai. Rak buku di lantai, pot bunga di lantai, tumpukan majalah di sudut. Lantai jadi penuh sesak, sementara dinding kosong melompong.

Padahal dinding adalah kanvas berharga. Manfaatkan ruang vertikal. Pasang rak ambalan melayang (floating shelves) untuk buku atau pajangan pilihan. Gantung tanaman hias. Ini akan menarik pandangan mata ke atas dan menciptakan ilusi ruangan yang lebih tinggi dan lega.

Begitu juga dengan tirai atau gorden. Hindari gorden tebal dan berat dengan motif ramai. Pilih gorden tipis dengan warna terang. Pasang batang gorden setinggi mungkin, dekat plafon, dan lebih lebar dari jendela. Trik ini membuat jendela terlihat lebih besar dan cahaya masuk lebih maksimal.

Gelap dan Monoton yang Membosankan

Minimalis identik dengan putih, abu-abu, atau krem. Betul. Tapi jika semuanya serba satu warna tanpa tekstur, ruangan bisa terasa dingin dan steril. Seperti rumah sakit. Tidak ada kehangatan, tidak ada jiwa.

Pencahayaan juga sering diabaikan. Hanya mengandalkan satu lampu di tengah ruangan. Hasilnya, sudut-sudut ruangan jadi gelap dan suram. Area gelap inilah yang membuat ruangan terasa lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

Solusinya, mainkan tekstur. Jika dinding sudah putih, gunakan sarung bantal dari bahan linen, karpet berbulu, atau selimut rajut. Tambahkan sedikit aksen warna lewat lukisan atau satu buah kursi kecil. Untuk cahaya, gunakan beberapa titik lampu. Lampu baca di sudut, lampu sorot untuk lukisan, atau lampu meja. Cahaya yang berlapis akan menciptakan atmosfer yang hangat dan dinamis.



#DekorasiRumah #RumahMinimalis #TipsDesainInterior

LihatTutupKomentar
Cancel