Duka Ganda Aji: Kehilangan Mpok Alpa dan Anak Kembar yang Tiba-Tiba Sakit

GEJOLAK - Anak kembar Mpok Alpa menangis semalaman. Mereka seperti mencari sesuatu yang hilang. Sesuatu yang tidak akan pernah kembali: ibunya.

Sang suami, Aji Darmaji, hanya bisa pasrah. Malam setelah istrinya pergi untuk selamanya, kedua bayi itu rewel tanpa henti. Semua cara dicoba, tak ada yang berhasil. Hingga akhirnya, ia mengikuti saran orang tua.

Dibawalah pakaian terakhir yang dipakai istrinya. Lalu ditempelkan di tubuh si kembar. Ajaib. Tangisan langsung reda. Hanya aroma ibunya yang bisa menenangkan.

Duka Ganda Aji: Kehilangan Mpok Alpa dan Anak Kembar yang Tiba-Tiba Sakit
Foto : IG @nina_mpokalpa

Anak Kembar Jatuh Sakit

Tangisan yang Berubah Jadi Penyakit

Namun keajaiban itu hanya sebentar. Beberapa jam kemudian, kesehatan si kembar tiba-tiba menurun. Perut mereka bermasalah. Diare. Keluarga panik. Bayi kembar itu langsung dibawa ke rumah sakit.

Aji semakin terpukul. Ia baru saja kehilangan istri. Kini dua anaknya terbaring lemah. Hatinya remuk. Katanya, betapa berat hidup tanpa sosok istri yang selama ini jadi tulang punggung rumah tangga.

Peran ganda pun harus dijalani. Ayah sekaligus ibu. Berat memang. Ia bahkan menyadari, seorang ibu bisa mengurus sepuluh anak. Tapi seorang bapak, satu anak pun rasanya sudah kewalahan.

Sosok Perempuan Tangguh

Mpok Alpa meninggal di usia 38 tahun. Kanker payudara stadium lanjut jadi lawannya sejak tiga tahun lalu. Penyakit itu muncul saat ia tengah mengandung si kembar. Berat. Tapi ia tidak pernah berhenti tersenyum di depan orang lain.

Ia menjalani kemoterapi. Bahkan sampai ke Malaysia untuk berobat. Biaya puluhan ribu dolar atau sekitar ratusan juta rupiah dikeluarkan. Namun ia tetap memilih bekerja. Tetap tampil di televisi. Tetap bercanda di panggung.

Tidak banyak yang tahu derita itu. Mpok Alpa sengaja menyembunyikan penyakitnya. Hanya segelintir orang yang benar-benar tahu. Suami, keluarga, dan beberapa rekan kerja dekat. Publik baru sadar ketika semuanya sudah terlambat.

Senyum yang Tak Pernah Padam

Di mata Aji, istrinya bukan sekadar komedian. Ia adalah perempuan tangguh yang mampu membagi diri. Bisa bekerja, bisa mengurus anak, bisa memberi cinta penuh. Si kembar hanya butuh pelukan hangatnya untuk tenang. Dan kini, pelukan itu hilang selamanya.

Kepergian itu meninggalkan ruang kosong. Tidak hanya bagi keluarga. Tapi juga bagi para penggemarnya. Sosok yang biasa membuat orang tertawa, ternyata menyimpan cerita penuh air mata.

Kini Aji berdiri sendiri. Dengan empat anak yang harus ia besarkan. Dengan kenangan yang setiap hari menempel di rumahnya. Dengan doa agar si kembar bisa tumbuh kuat meski tanpa ibu.

Hidup memang suka bercanda. Komedian yang sering membuat kita tertawa, pergi dalam suasana penuh tangis. Tapi begitulah hidup. Kadang panggungnya ramai. Kadang tirainya jatuh begitu cepat.***

LihatTutupKomentar
Cancel

BERITA BANGANCIS.WEB.ID

Memuat artikel...