Gejolak TKI Memang Tidak ada Habisnya

Gejolak TKI Memang Tidak ada Habisnya
Cerita pilu atau bahkan tidak berprikemanusiaan selalu saja diderita oleh para Pahlawan devisa negeri ini. Derita Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sana benar-benar tidak ada habisnya. Kekerasan sepertinya sudah erat melekat dan membelenggu kehidupan mereka di luar sana. Tidak ada habisnya…

Seminggu belakangan, hampir semua media di Negara kita ini begitu aktif membicarakan nasib TKI. Yah berita tentang TKI ini kembali hangat diperbincangkan menyusul sebuah tragedi yang menimpa TKI asal Dusun Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini. Ketiga TKI itu adalah Herman (34 tahun), Abdul Kadir Jaelani (25 tahun) dan Mad Nur (28 tahun). Mereka inilah warga Indonesia yang merantau ke Malaysia untuk mencari uang namun justru pulang tanpa nyawa.

Herman, Abdul dan Nur, ketiga TKI ini diberitakan tewas di negeri jiran sana. Menurut informasi yang terkumpul, kematian ketiganya ini akibat dari perilaku bengis aparat Kepolisian Diraja Malaysia yang memberondong mereka dengan tembakan di area Pelabuhan Port Dickson, Negeri Sembilan, 25 Maret dini hari. Alasan yang dipakai para polisi itu adalah karena korban tertagkap merampok sehingga mereka merasa perlu memberi hadiah peluru tajam, berkali-kali…

Mayat ketiga korban tersebut bahkan mendapat perlakuan layaknya bukan lagi jasad manusia. Saat dilakukannya autopsi di RS Port Dickson sehari setelah kejadian, diketahui sejumlah organ tubuh ketiga TKI itu hilang. Kecurigaan sementara akan kehilangan organ tubuh ini adalah adanya kesengajaan mencuri curi untuk diperdagangkan (organ tubuh ketiga TKI).
Gejolak TKI Memang Tidak ada Habisnya
Mendengar “kecurigaan” ini, Kepolisian Diraja Malaysia tentu saja membantah dengan keras. Namun, autopsi yang dilakukan ulang oleh ahli forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB ternyata semakin membenarkan “kecurigaan” di atas. Jenazah ketiga TKI yang diautopsi ulang ternyata sungguh mengagetkan.

Menurut penuturan keluarga korban yang turut serta dalam proses autopsi, jasad Herman memiliki banyak keanehan. Kedua matanya hilang, kepala malah terbelah dan bahkan ditemukan plastik di kepala dan beberapa alat bedah yang tertinggal di tubuhnya. Ada apakah ini?

Namun, apa pun penyebab kematian emreka, ketiga TKI ini sesungguhnya tidak layak dibunuh. Menghilangkan satu atau beberapa organ tubuh manusia adalah sebuah kejahatan yang sangat sangat luar biasa biadabnya. Tragedi yang dialami Herman, Abdul Kadir, Mad Nur dan TKI lainnya tidak hanya mencoreng nilai kemanusiaan, tetapi juga melukai harkat dan martabat bangsa ini.

Apa Tindakan Kita?? Kita tunggu saja langkah yang akan ditempuh Pemeritah kita....
LihatTutupKomentar

1 Komentar

Cancel